Sejumlah menteri beramai-ramai mendatangi rumah mantan
Presiden Joko Widodo di Solo dengan alasan silaturrahmi idul fitri. Ada menteri
yang bahkan datang dengan menggunakan pesawat pribadi membawa lengkap
keluarganya. Mereka datang ke rumah Jokowi karena menganggap sosok yang terkenal
sebagai pendusta itu adalah bos mereka.Sejumlah menteri berkunjung ke rumah Jokowi karena menganggap Jokowi adalah bos mereka.
Para menteri itu sepertinya sadar bahwa tanpa rekomendasi Jokowi, mereka tidak akan diangkat sebagai Menteri di Kabinet yang dipimpin Presden Prabowo saat ini. Maka itu jasa Jokowi tidak bisa mereka lupakan.
Sikap para menteri itu membuktikan adanya matahari kembar dalam system pemerintahan saat ini. Benar bahwa Prabowo yang menjabat presiden, tapi para menterinya masih lebih tunduk kepada Jokowi sehingga pengaruh Jokowi dalam pemerintahan saat ini sangat besar.
Tak heran jika berbagai tuduhan pelanggaran hukum yang dilakukan Jokowi dan keluarganya tidak ada yang berani disentuh. Bahkan KPK tidak berani memeriksa Bobby Nasution, menantu Jokowi, yang berkali-kali Namanya disebut di pengadilan karena terlibat kasus korupsi.
Bobby juga pernah dituding terlibat penyelundupan nikel ke China, tapi juga tak pernah disentuh hukum. Kasus blok Medan yang sempat marak beberapa waktu lalu kini mulai dilupakan orang karena KPK sekalipun tak mau melanjutkannya.
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menyebut, situasi politik seperti itu sangat tidak elok karena memunculkan adanya dualisme kepemimpinan. Untuk itu ia berharap agar jangan sampai ada matahari kembar di era kepemimpinan Prabowo Subianto.
"Matahari kembar? Tidak boleh ada. Presiden saat ini hanya satu, Prabowo Subianto," kata Ketua DPR RI itu menjawab pertanyaan awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/4).
Namun ia tidak buru-buru curiga dengan langkah para menteri yang ramai-ramai mendatangi rumah Jokowi di Solo. Boleh jadi kunjungan itu hanya silaturrahmi di saat musim lebaran.
Sebelumnya, sejumlah menteri Kabinet Merah Putih bertandang ke kediaman Jokowi untuk bersilaturahmi dengan presiden ketujuh RI itu saat momen Idulfitri 1446 Hijriah.
Mereka yang datang ialah Menko Pangan Zulkifli Hasan, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, dan Manteri Senior Luhut Binsar Panjaitan.
Salah seorang dari menteri itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono terang-terangan menyebut Jokowi sebagai bosnya.
"Hari ini saya silaturahmi sama bekas bos saya. Dan sekarang ia masih bos saya,” ujar Trenggono.
Sebagaimana diketahui, Sakti Wahyu Trenggono adalah mantan penguasa yang sangat dekat dengan Jokowi. Ia termasuk yang sangat aktif membiayai kampanye Jokowi saat bersaing merebut jabatan presiden dua periode.
Sakti Wahyu Trenggono diangkat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan sejak 23 Desember 2020 oleh Joko Widodo. Dan atas tekanan Jokowi pula, ia kembali diangkat pada jabatan yang sama di Kabinet Merah Putih masa Presiden Prabowo Subianto.
Pernyataan Sakti Wahyu Trenggono itu langsung mengundang cibiran dari para politisi lainnya. Kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Umar Hasibuan, melontarkan sindiran tajam terhadap Sakti atas ucapannya itu. Tapi ia juga menyindir Prabowo yang diam atas sikap para Menteri itu.
"Apa Prabowo nggak marah dilepeh sama menterinya-menterinya ini?" kata Umar di X @UmarHasibuan__ (12/4/2025).
Ia pun menyoroti bahwa dalam situasi politik transisi menuju pemerintahan baru, para menteri seharusnya mulai menunjukkan komitmen kepada pemimpin berikutnya.
Pernyataan para menteri yang tetap menjadikan Jokowi sebagai bos menimbulkan tanda tanya besar soal arah loyalitas dan kepemimpinan dalam rezim mendatang.
"Sebenarnya siapa bos di rezim Prabowo ini? Jokowi atau Prabowo?" tandasnya.
Prabowo sejauh ini belum menanggapi ulah para menterinya itu karena masih masih berada di luar negeri. Namun para intelijennya pasti sudah bergerak menyampaikan kabar politik ini. Kita belum tahu apa respon Prabowo nantinya. ***