Berjanji manis tentu saja boleh, tapi mestinya masuk akal dan tidak menghayal. Kalau janji itu terlalu berlebihan, maka yang berjanji layak dicurigai sedang berhalusinasi atau terkena halu.
Penyakit halu ini banyak diidap pemimpin Indonesia karena ia ingin sekali menebarkan janji manis kepada masyarakat. Adalah Joko Widodo yang paling sering menerbarkan janji manis ini. Ironisnya, penyakit ini banyak ditiru para kepala daerah, sehingga banyak di antara mereka yang terus aktif menerbarkan janji manis tanpa mau berpikir Panjang.
Walikota Medan Rico Waas sudah mulai terkena penyakit halu ini. Sampai-sampai ia bertekad akan menjadikan Kota Medan sebagai barometer dalam dunia kesehatan. Dengan kata lain, Kota Medan akan mengalahkan kota-kota besar lainnya di dunia dalam bidang pelayanan Kesehatan.
Barangkali di dalam pikiran Rico Waas, orang Medan sangat mudah ditipu dan dibohongi dengan janji manis, sampai-sampai ia berani mengucapkan kalimat seperti itu.
Pernyataan itu disampaikan Rico saat ia menerima audiensi dari pengurus Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Medan di Balai Kota Medan, Rabu (16/4/2025).
Walikota menekankan, Kota Medan sebenarnya tidak kekurangan tenaga medis, khususnya dokter gigi. Namun, tantangan utamanya adalah bagaimana mengubah persepsi masyarakat agar memiliki pandangan yang baik terhadap profesi dokter local. Dengan demikian masyarakat tidak perlu lagi mencari pengobatan hingga ke luar negeri.
"Berikan pelayanan yang terbaik kepada pasien mulai dari kepercayaan maupun fasilitas alat medis yang berkualitas. Ke depan, Kota Medan harus bisa menjadi barometer dunia kesehatan," ungkap Rico Waas dengan optimis.
Ketua PDGI Cabang Medan Drg. Ranu Putra Armidin MKM yang mendengar harapan itu hanya bisa bersungut tersenyum. Di dalam hatinya sudah pasti Rico terlalu menghayal jauh.
Dengan kualitas layanan kesehatan di Kota Medan saat ini, sudah tentu Impian menjadikannya sebagai pusat kesehatan dunia adalah sesuatu yang mustahil. Betapa tidak, Jangankan pelayanan yang baik, bahkan persediaan obat saja terkadang habis di rumah sakit.
Tidak heran jika masih banyak warga Medan yang memilih berobat ke luar negeri. Malaysia dan Thailan adalah tujuan warga Medan untuk berobat.
Data CNBC menyebutkan, sekitar 200 ribu warga Medan berobat ke Malaysia setiap tahunnya karena merasa kecewa dengan system pelayanan Kesehatan di daerah ini.
Dalam kondisi seperti itu, kok beraninya Rico Waas bermimpi untuk menjadikan Kota Medan sebagai barometer Kesehatan dunia? Sepertinya sindrom Jokowi mulai menular ke pikiran anak muda ini.
Bercita-cita boleh saja. Tapi kalau terlalu berlebihan, itu namanya berhalusinasi. Terkesan mau membodohi rakyat. Atau jangan-jangan walikotanya yang memang bodoh.
Menyaingi Malaysia saja dalam bidang pengobatan masih tidak bisa dilakukan, apalagi mau menjadi barometer kesehatan dunia. Dasar walikota halu. Bicara nggak pakai otak..! **