AHY mengaku sangat terhormat hadir di acara itu mengingat masyarakat Tabagsel terkenal sangat gigih, toleran dan peduli pada perjuangan bangsa.
“Kita mengingat betapa hebatnya perjuangan sosok Jenderal Besar Abdul Haris Nasution yang merupakan putra tabagsel. Dan saya tahu betul, ada banyak putra Tabagsel yang siap melanjutkan perjuangan beliau. Warga Tabagsel terkenal gigih belajar sehingga ada banyak putra daerahnya menduduki jabatan penting di tingkat nasional,” kata AHY.
Pada kesempatan itu AHY juga memperkenalkan tugasmya sebagai Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan. Ia berharap kehadirannya bisa mendorong pembangunan di Tabagsel lebih maju.
“Kita ingin mencapai swasembada pangan. Saya berharap kita bisa bekerjasama untuk menjadikan Tabagsel menjadi salah satu motor swasembada pangan ini,” tambah AHY.
Tak lupa AHY juga memperkenalkan istrinya Annisa Pohan yang merupakan putri batak.
Halal bihalal tersebut dihadiri sejumlah tokoh Tabagsel yang ada di Jakarta dan juga yang datang dari daerah.
Tampak hadir di acara itu, antara lain, Bupati Tapanuli Selatan, Gus Irawan Pasaribu; Bupati Padang Lawas, Putra Mahkota Alam Hasibuan; Bupati Mandailing Natal, Saipullah Nasution; Bupati Padang Lawas Utara, Reski Basyah Harahan; Wakil WaliKota Padang Sidempuan Harry Pahlevi Harahap dan sejumlah kepala daerah lainnya.
Hadir pula sejumlah tokoh Tabagsel di Jabodetabek, seperti Ongku Parmonangan Hasibuan, Ali Jamil Harahap, Aulia T. Pohan, Prof. Dr. Bomer Pasaribu, Darmin Nasution, Edi Junaidi Harahap, Armand Effendy Pohan, Fadlansyah Lubis, dan Hazairin Pohan.
Ketua Pelaksana Ongku Parmonangan Hasibuan mengatakan, tujuan acara ini tidak lain untuk memperkuat kekompakan dan sinergi masyarakat Tabagsel di Jabodetabek dalam rangka mempercepat pembangunan daerah kampung halaman.
"Kita lihat ini di depan kita ini banyak tokoh-tokoh Tabagsel, baik itu dari eksekutif maupun legislatif. Jadi bagaimana kita mengkapitalisasi ini untuk membuat satu sinergi dengan gerakan bersama supaya terjadi percepatan pembangunan di daerah kita," ujar Ongku dalam sambutannya.
Ongku mengatakan, kolaborasi dalam membangun daerah harus menjadi perhatian serius, mengingat fakta Tabagsel merupakan daerah yang tertinggal dibandingkan Tapanuli bagian Utara maupun Timur Sumatera Utara.
Begitu juga dengan daerah dari provinsi tetangga seperti Kepulauan Riau dan Sumatera Barat, pembangunan Tabagsel sudah jauh tertinggal.
“Kita seolah sebagai satu daerah terpencil di ujung Pulau Sumatera Utara. Inilah barangkali acara ini dapat memberikan multiplayer efek atau sebagai efek samping dari pertemuan kita ini nanti terjadi di kolaborasi di antara kita semua, terutama tentunya adalah kolaborasi antarpemerintah kabupaten supaya bisa membuat satu perencanaan kawasan yang komprehensif dan tidak ego sektoral," sebutnya.
Ongku mengatakan, parsadaan masyarakat Tabagsel yang mencapai 150 perkumpulan merupakan potensi besar untuk membangun kampung halaman. Namun sayang, selama ini komunitas ini seakan berjalan masing-masing.
![]() |
Menko AHY bersama Annisa Pohan |
Ketua Forum Komunikasi Lintas Parsadaan Masyarakat Tabagsel, Mulia P Nasution sependapat, bahwa masyarakat Tabagsel harus bersinergi membangun daerah agar tidak semakin terpinggirkan.
"Kalau kita lihat dari sisi pembangunan, selama 10 tahun terakhir ini hampir dikatakan tidak ada kegiatan baik investasi yang dibiayai APBN maupun investasi yang murni swasta yang diharapkan dapat mendongkrak, memacu pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah kita," katanya.
Mantan Sekjen Kementerian Keuangan ini sangat sependapat dengan Ongku. Acara ini harus dapat ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan yang lebih terbatas di antara tokoh-tokoh Tabagsel, baik yang di pemerintahan maupun di sektor swasta untuk bersama-sama menentukan strategi mempercepat pembangunan di Tabagsel. ***