Ini Penyebab Bobby Nasution Mencopot Kepala Dinas ESDM, Bermula dari Rekaman Suara..!

Sebarkan:
Mulyadi Simatupang, pejabat Pemprovsu yang dicopot Gubernur Bobby Nasution dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral

Kasus pencopotan Mulyadi Simatupang dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Perindag ESDM) Provinsi Sumut oleh Gubernur Bobby Nasution akhirnya terungkap ke permukaan. Tidak disangka, pencopotan itu ternyata berawal dari rekaman suara yang tersebar di grup WhatsApp.

Bisa dikatakan, kasus itu merupakan peristiwa naas bagi Mulyadi Simatupang sebab yang membocorkan rekaman itu adalah dirinya sendiri. Semuanya terjadi karena ketidaksengajaan.

Bermula ketika Mulyadi sedang berada di dalam mobil bersama sopirnya. Tanpa ia sadari, saat itu handphone miliknya tersambung secara aktif dengan grup WhatsApp pejabat Pemprovsu, sehingga semua pembicaraan yang ada di mobil  itu terekam dan langsung terkirim ke grup.

Ironisnya, Mulyadi sedang berbicara membahas gaya kepemimpinan Bobby Nasution sebagai gubernur. Terkesan kalau ia ingin curhat tentang berbagai masalah yang sedang terjadi di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

Gubernur Bobby, menurut suara di rekaman itu, saat  ini tengah gencarnya mengintai pejabat Pemprovsu yang tidak disukainya. Nantinya  pejabat itu akan diganti dengan sosok pilihannya.

“Sudah lima kawan saya yang dicopot. Dua memang tersangkut masalah hukum, tapi yang tiga lagi tidak jelas alasannya,” demikian suara di rekaman yang diduga merupakan suara Mulyadi Simatupang.  

Tanpa menyebut nama rekan yang dipecat, suara itu kemudian menjelaskan lagi kalau pencopotan itu lebih banyak mengandung unsur suka tidak suka. Semua bermula dari tuduhan yang tidak mendasar.

“Biasalah kalau ada orang yang tidak suka, lalu dikatakan bahwa di sana ada pungli. Kemudian masuknya inspektorat memeriksa. Belum lagi ada hasil pemeriksaan, pejabat itu langsung dicopot,” ujar suara itu.  

Ucapan itu kemudian ditimpali oleh sopirnya, “ Memang sengaja mau mengeluarkan saja ya, Pak!”

“Iya. Dan memang dipilih-pilih orangnya. Sekarang ini kegiatan di dinas-dinas hanya yang rutin saja, kecuali pejabat dinas yang dibawanya. Jadi kami ini hanya makan gaji buta saja,” ujar suara itu.

“O..begitu ya pak,” timpal sopirnya.

“Iya, memang kejam lah. Omongnya kasar. Makanya sejak masuk dia, payahlah. Nggak nyangka dia separah itu,” sambung suara tersebut.

Pembicaraan dua orang itu kemudian berlanjut membahas masalah Jokowi yang tidak lain mertua dari Bobby Nasution.

“Ya, dia itukan terkait dengan Jokowi. Kau tengoklah Jokowi itu, sudah semua orang ribut ngapain dia, dipanggilnya preman. Datanglah Hercules di rumahnya. Ada pula gitu,” ujar suara itu.

Secara keseluruhan, rekaman itu berdurasi 8.08 menit.  Dari isi rekaman yang terdeteksi, diketahui orang yang di dalam mobil sedang menuju sebuah tempat di seputaran jalan Binjai. Adapun sebagian besar pembicaraan di rekaman itu lebih banyak membahas masalah kekacauan di Pemprovsu sejak kepemimpinan Bobby Nasution.

Rekaman itulah yang kemudian beredar di seluruh anggota grup sehingga menjadi pembicaraan bagi semua anggotanya. Yang lebih mengejutkan lagi, Bobby Nasution juga tergabung di dalam grup itu.

Tak heran, begitu rekaman itu tersebar, Bobby langsung memerintahkan Inspektorat melakukan pemeriksaan. Mulyadi Simatupang menjadi sasaran sebab nomor telepon yang menyebarkan rekaman itu adalah miliknya. Lagipula Bobby cukup mengenal suara itu sebagai suara milik Mulyadi Simatupang. 

Bobby Nasution, mulai melakukan gerakan bersih-bersih para pejabat di kantor Gubernur Sumut
Terlihat sekali kalau Bobby sangat marah karena menganggap rekaman itu merusak citra dirinya sebagai gubernur dan mengusik nama mertuanya, Jokowi.  Emosinya semakin memuncak setelah tahu kalau Mulyadi adalah sosok yang sangat dekat dengan mantan gubernur sebelumnya, Edy Rahmayadi.

Kedekatan itu setidaknya bisa dilihat dari peran Mulyadi yang pernah dipercaya sebagai salah satu pengurus PSMS Medan, klub sepakbola yang dikelola oleh Edy Rahmayadi.

Tanpa ada rekaman itu pun,  Mulyadi sebenarnya merupakan sosok yang sedang dicari-cari kesalahannya oleh Bobby. Dengan adanya rekaman tersebut, maka tidak sulit bagi Bobby untuk  membuat keputusan.

Alhasil, belum lagi pemeriksaan Inspektorat selesai, keesokan harinya, Kamis 17 April 2025, Bobby langsung mengeluarkan Surat Keputusan mencopot Mulyadi Simatupang dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral. Ia juga memerintahkan Inspektorat untuk memeriksa kemungkinan adanya kasus lain yang bisa menyeret Mulyadi dalam kasus korupsi.

Mulyadi sendiri tidak kuasa untuk melawan. Ia hanya bingung sendiri karena tidak menyangka bahwa ia sendiri yang secara tidak sengaja menyebarkan rekaman suara itu. Sungguh sebuah peristiwa naas yang tak terduga.

Tapi setidaknya rekaman itu menunjukkan betapa para pejabat di Pemprovsu saat ini banyak yang gelisah sejak Bobby menjabat sebagai gubernur. Bobby disebut-sebut sebagai pejabat yang kejam dan arogan.

Bobby kini sedang memilih siapa lagi pejabat yang akan ia copot. Soal alasan, itu bisa dicari.

Ia akan bekerjasama dengan Inspektorat untuk mencopot pejabat yang tidak disukainya. Tentunya langkah itu tidak sulit, sebab Inpektorat Pemprovu saat ini, yakni Sulaiman Harahap merupakan orang bawaannnya dari Pemko Medan. ***

 

Sebarkan:

Baca Lainnya

Komentar