![]() |
Rocky Gerung dan Jokowi alias Mulyono |
Pengamat politik Rocky Gerung menyebut raja-raja kecil yang diucapkan Presiden Prabowo Subianto bukan masalah utama di Indonesia. “Bukan raja-raja kecil yang bermasalah, melainkan raja yang pernah disebut Bahlil sebagai raja Jawa,” kata Rocky Gerung dalam YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (11/2).
Menurut Rocky Gerung, netizen dan publik mengerti bahwa raja besar merupakan masalah utama di Indonesia.
“Netizen akan bilang bukan raja kecil, melainkan raja besar dan cuma satu. Siapa namanya? Mulyono,” kata Rocky Gerung.
Rocky Gerung juga menilai pernyataan Prabowo tentang raja-raja kecil merupakan bentuk protes.
“Kalau Pak Prabowo mengucapkan sedikit sindiran ada raja kecil yang menjadi persoalan di bangsa ini karena ingin menghalangi janji kampanye yang sudah dia buatkan, itu juga semacam protes dari Prabowo terhadap kepatuhan bupati-bupati,” ucap Rocky Gerung.
Rocky menjelaskan banyak warga yang meminta Prabowo Subianto berpisah jalan dengan Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Itu pandangan netizen, pandangan warga negara, dan harus dihormati,” kata Rocky Gerung.
Dosen Universitas Indonesia itu menganggap permintaan dari netizen dan masyarakat sangat wajar.
“Banyak warga negara yang menganggap zaman Pak Jokowi, (kondisi, red) Indonesia berantakan,” tutur Rocky Gerung.
Mulyono adalah nama lain dari Jokowi yang banyak digunakan para aktivis untuk menyindir mantan presiden itu. Nama itu kemudian diubah menjadi Joko Widodo oleh orangtuanya karena di masa kecil Jokowi kerap sakit-sakitan.
Selama 10 tahun memimpin Indonesia, Jokowi begitu getol membangun infrastruktur dengan memaksakan uang negara terkuras sebanyak-banyaknya. Ia juga membanyak utang luar negeri sehingga utang Indonesia semakin menumpuk.
Selama memimpin, Jokowi sekali mencitrakan diri sebagai Bapak Infrastuktur Indonesia. Sampai-sampai ia tidak peduli betapa terkurasnya anggaran pada masa itu.
Di masa Jokowi pula, korupsi anggaran terjadi secara besar-besaran sehingga ia banyak menciptakan raja-raja kecil di daerah. Ia juga memberi ruang sebesar-besarnya untuk penguasaan ekonomi oleh kelompok oligarkhi yang dibinanya, dengan syarat anak dan menantunya mendapat jatah kekuasaan di bidang tertentu.
Setelah masa pemerintahannya berakhir, Jokowi mewariskan utang ribuan triliun kepada presiden yang baru, Prabowo Subianto. Alhasil, Prabowo harus menanggung beban utang yang dibangun Jokowi selama ini. Sebagian utang itu akan jatuh tempo pada tahun ini dan tahun berikutnya dengan jumlah yang relatif sangat besar.
Sebagai konsekuensinya, Prabowo harus melakukan pengetatan keuangan di sana sini. Efisiensi dilakukan di semua lini. Langkah itu harus dilakukan sebagai buah dari ulah Jokowi yang membuang uang cukup besar selama masa Pemerintahannya.
Selain banyak menguras uang negara dan menciptakan utang luar negeri, Jokowi juga dikenal sebagai pemimpin yang suka berbohong kepada masyarakat sehingga dijuluki The King of lip service alias di raja pembohong..!