Direktur PT KMI, Arifuddin Maulana Basri |
Adapun harga jual saham di PSMS Medan sangat variatif. Arifuddin sebagai salah satu bagian dari pemilik belum bisa menyebut pasti. Namun beberapa sumber memperkirakan harga itu minimal Rp 15 miliar.
Itupun hanya untuk saham mayoritas saja. Belum saham 100 persen. Jika pemilik baru ingin menguasai semua saham, harga jual PSMS Medan diperkirakan di atas Rp 25 miliar.
Meski PSMS Medan hanya berlaga di Liga2 sejak tujuh tahun terakhir, namun nilai klub ini cukup tinggi karena gengsinya masih cukup kuat. Yang terpenting, menurut Arifuddin, pemilik baru nanti biasa all out berkorban untuk PSMS Medan agar masa kejayaan bisa kembali.
"Kalau soal harga, ya relatif. Tidak bisa kita cerita untung rugi," ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis (16/1/2025).
Isu soal pergantian kepemilikan PSMS Medan terus berhembus kencang beberapa pekan terakhir ini. Sejumlah orang disebut-sebut bakal menjadi pemilik baru PSMS Medan, salah satunya Ketua DPD Gerindra Sumut sekaligus anggota DPR RI Ade Jona Prasetyo.
Kabarnya langkah Ade untuk mengambilalih PSMS Medan mendapat dukungan penuh dari Walikota Medan, Bobby Nasution. Jika rencana ini jadi, maka PSMS akan menjadikan Stadion Utama di Sport Center, Deli Serdang, sebagai basecamp. Stadion itu berkelas internasional dengan fasilitas yang mewah.
PSMS Medan sendiri dipastikan gagal promosi ke Liga 1 musim depan. Kini PSMS harus berjuang di babak play-off degradasi agar tetap bermain di Liga 2 musim depan.
Saat ini ada tiga tokoh yang disebut-sebut menjadi pemilik saham di PSMS Medan. Mereka adalah Edy Rahmayadi yang menguasai saham mayoritas 51 persen, dan sisinya almarhum Kodrat Shah dan seorang penguasa lain. Sebagai pemegang saham mayoritas, Edy yang paling bertanggungjawab mengelola PSMS Medan. Mantan pangkostrad ini berstatus sebagai dewan Pembina.
Sedangkan Arifuddin Maulana Basri yang ditunjuk sebagai Direktur merupakan menantu Edy Rahmayadi. Tak heran jika suara Arifuddin terkait PSMS Medan bisa disebut sebagai suara yang mewakili pemilik saham mayoritas.
Selama ini, para pemilik saham mengeluarkan dana hingga Rp1,2 miliar per tahun untuk operasional PSMS Medan. Dana sebesar itu tentu tidak cukup untuk bisa membangun sebuah klub yang berkualitas. Akibatnya tidak heran jika prestasi PSMS Medan kurang berkembang.
Jika ada pemilik baru yang ingin mengelola klub itu,
setidaknya ia harus siap menggelontorkan dana Rp 2 ,5 miliar pertahun untuk
bisa membangun kekuasan PSMS Medan yang lebih tangguh. Dana dana yang besar,
sulit bagi PSMS Mean untuk bangkit. **